Sunday, April 29, 2007

Pasuruan : Flexters to the Banyubiru, Tantangan, Kepedulian dan Cukacita

Setelah menaklukkan beberapa lereng gunung di Jawa Timur seperti, lereng timur Wilis kawasan Petungsewu Malang selatan kemudian lereng Kelud kawasan fenomena mysterious road Wates Kediri serta lereng barat Wilis kawasan Kresek Madiun Telkom Cycling Club (TCC) JATIM semakin menunjukkan kecanduannya, kini lereng gunung Bromo dijamahnya pada hari yang cukup cerah Sabtu 28 April 2007 dengan peserta lumayan wah untuk ukuran MounTain Bike (MTB) 214 biker. Selain anggota tetap TCC JATIM bergabung juga club penggila sepeda gunung Bromo Cycling Club yang tampil gagah dengan kostum warna merah si raja tanjakan, gelaran rutin bulanan yang dikawal langsung oleh ketua TCC JATIM bapak Effendi kali ini juga mendapat kehormatan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan bapak H. Zubaedy SE,MM yang dalam kata sambutannya beliau berpesan jangan lupa sampaikan ke temens Telkom yang lain tentang keindahan alam Pasuruan dan sekaligus mengibarkan bendera start dari kawasan wisata kolam renang alam Banyubiru dengan ketinggian +-30 meter diatas permukaan laut. Teristimewa juga ada tiga peserta ibu-ibu wouww….. sureprise sehingga di akhir gelaran panitia langsung memberikan cenderamata tanpa harus menunggu undian doorprize, selamat. Begitu bendera start dikibarkan para bikers melesat mengayuhkan pedalnya menyusur desa-desa yang khas lereng pegunungan sejuk, asri dan kontur jalannya jelas naik dan turun, saya berharap dalam hati kontur naik dan turun ini akan saya alami namun sampai di KM3 kontur turun belum ada tanda-tanda ada, sedikit terhibur kedatangan kami disambut dengan teriakan khas anak-anak SD Winongan seakan memberikan semangat hayooo kamu bisa...! Cyclometer tidak beranjak dari display angka 5 dan 6 tandanya memang jalan akan semakin berat untuk kita tempuh diatas sadle, terbukti betul pada KM4 dan KM5 para bikers sudah berjatuhan, pertama turun dari sadle menuntun sepeda dengan badan dan kepala masih tegak, sejenak kemudian menuntun sepedanya dengan kepala agak menunduk tak lama kemudian menuntunnya sudah dengan badan yang betul-betul mirip orang rukuk… he….he….he… celoteh pak Buckhori salah seorang biker Madiun. Sejenak saya beristirahat setelah melalui tanjakan eksteem dan berusaha berada diatas sadle dengan gigi tembok ( depan paling kecil dan belakang paling besar) saya berharap mudah2an bonus (istilah para bikers menyebut jalan turun) akan segera tampak, lagi-lagi harapan itu kosong di desa Pancor ada bonus namun sangat ekstreem sehingga panitia sampai harus mengibar-ngibarkan bendera untuk memberi tahu agar para bikers turun dari sadle karena jalan sangat ekstreem turun, basah dan licin bahaya untuk tetap diatas sadle. Celoteh yang muncul jalan naik nuntun..!, sekarang jalan turun nuntun juga kapan naik sepadanya….he…he…. gayane rek…. Wah kita sudah berada di ketinggian +-646 meter diatas permukaan laut… bayangkan betapa ekstreemnya tanjakan yang kita lalui kali ini mungkin >60 derajat??? Atau bahkan lebih….maybe…! sehingga jarak 8 KM harus kita tempuh dalam waktu +-2 jam. Akhirnya bonus betul-betul dirasakan oleh para bikers setelah memasuki wilayah Umbulan yaitu wilayah yang sumber airnya dialirkan ke daerah yang disebutnya Surabaya bagian selatan yaitu Sidoarjo. Dari sumber Mata Air Umbulan inilah yang merupakan pemasok utama PDAM daerah Sidoarjo. Jalan landai dan cenderung turun betul-betul dinikmati walaupun jarak +-12 KM hanya ditempuh dalam hitungan menit sebelum akhirnya masuk wilayah becek dan berlumpur saya bersyukur areal ini hanya bisa dibilang ratusan meter saja guna penyejuk ban dan rem yang telah bekerja keras. Namun demikian banyak diantara biker yang mengalami kram kaki sampai harus mendapat pertolongan. Sejuk dan senang terasa setelah sayup-sayup terdengar alunan musik pertanda finish sudah semakin dekat angka di cylometer terdisplay 22,32 KM jam sudah menunjuk angka 10 theng berakhir sudah perjuangan yang melelahkan. Dengan tidak sabar ingin mendinginkan suhu tubuh para bikers tidak segan-segan berlompatan masuk ke kolam renang alam yang betul-betul alam karena kita berenang bersama ikan-ikan yang besar dan jumlahnya banyak. Dalam kesempatan gelaran turing disampaikan juga bingkisan sumbangan ke empat lembaga dalam mewujudkan Good Corporate Gavernance yang disampaikan langsung oleh Ketua TCC JATIM bapak Effendi. Setelah pembagian doorprize selesai, para bikers saling bersalaman dan mengucap rasa terima kasih atas kebersamaanya serta berharap bisa berjumpa di gelaran berikutnya Mei mendatang entah di Banyuwangi,???, Bojonegoro,??? Tuban..?? atau Sumenep. Terima kasih DFWN, terima kasih TCC Pasuruan, terima semua kontributor semoga kebersamaan kita ini mampu memberikan nilai tambah bagi diri kita, keluarga dan perusahaan tempat kita mencari nafkah, Bravo TCC JATIM. (Reportase Marin MTB hitam)

BANYUBIRU (PASURUAN) : MENEMUKAN SISI LAIN, MENGATASI KEBOSANAN

Kadang orang menemui kejemuan dalam kesehariannya, mungkin cara yang satu ini patut dicoba. Komunitas TCC Jatim merupakan salah satu komunitas yang setiap bulan mengadakan agenda rutin menempuh jarak puluhan Kilometer, hampir di setiap pelosok kota, untuk menemukan sisi lain ditengah aktifitas rutin mereka dalam satu minggu.Pada Sabtu (28/4) lalu, komunitas TCC mengadakan touring ke daerah Banyu Biru, Pasuruan, dengan jumlah peserta 270 orang. Touring kali ini juga diresmikan oleh Ketua DPRD Pasuruan, dan Ketua TCC Jatim yang juga menjabat sebagai SM ANPP, Effendi. Rute yang ditempuh kali ini berjarak sekitar 25 Km, tidak sejauh biasanya yang mencapai jarak 30-40 Km, namun jangan salah, karena rute yang dilalui hampir 50% harus ditempuh dengan menuntun sepeda, atau bahkan memanggul tunggangan mereka. Kesempatan menantang adrenalin ini, hebatnya tidak hanya diikuti oleh kaum pria saja, 3 orang peserta wanita juga turut serta dalam TCC tour de Banyu Biru, kali ini.Rute yang dilalui meliputi berbagai tanjakan dan turunan tajam yang memaksa para petualang ini harus menuntun sepedanya dan sering kali mereka terhenti bukan di pos yang semestinya, setelah melalui tanjakan yang tajam. Beberapa orang juga sempat terluka dalam tour kali ini, bahkan seorang peserta hampir pingsan di tengah jalan.Namun bagi mereka tidak ada kata menyerah, tantangan yang mereka hadapi seakan hilang ketika memasuki finish, ”kebanggaan tersendiri itu pasti,” ungkap salah seorang peserta. Memasuki finish, beberapa orang langsung terbaring melepas lelah dan beberapa menceburkan diri ke kolam pemandian. Beberapa saat kemudian beberapa peserta juga ikut menceburkan kendaraan anti polusi mereka ke dalam kolam untuk dibersihkan dari lumpur yang menempel.
Ket foto:Anggota TCC menempuh tanjakan tajam yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. (dl comdv_5)